Kamis, 16 September 2010

Hasil Otopsi: Teknisi Sukhoi Keracunan Spiritus

TEMPO Interaktif, Jakarta - Hasil tes laboratorium dan forensik terhadap barang bukti kematian tiga warga Rusia, Alexander Poltorak Meksandre 50 tahun, Voronin Sergei, 55 tahun, dan Koronov Viktor Sapanov 55 tahun menunjukkan mereka tewas karena keracunan methanol. "Isi lambung, ginjal, hepar dan paru bagian kiri-kanan, mengandung methanol" kata Brigadir Jenderal Budiono, Kepala Pusat Laboratorium dan Forensik Mabes Polri, Rabu 15 September 2010.
Methanol ditemukan tim forensik di tubuh ketiga warga Rusia perakit Sukhoi SU 27 SKM itu. Di kalangan masyarakat luas, Methanol dikenal sebagai spirtus. Tim forensik meneliti 24 barang bukti berupa 16 obat padat seperti pil, empat cairan, dan empat organ dalam korban.

TIPS DAN TRIK BERMAIN GITAR DAN DRUM

Menurut Budi, sesuai literatur laboratorium dan forensik, methanol dengan konsentrasi satu persen dalam darah berakibat sangat fatal. Untuk orang yang memiliki fisik kuat akan berdampak pada kebutaan permanen. Sedangkan kandungan methanol yang ditemukan tim adalah 2 banding 1 antara methanol dan ethanol. "Jadi methanol lebih banyak. Kalau satu persen sudah fatal, kebutaan permanen, berarti kandungannya lebih satu persen."
Selain menemukan puluhan obat, tim juga menyelidiki dua jenis minuman yang dikemas dalam kantung plastik. "Plastik pertama berisi minuman bercampur methanol, satu lagi belum dicampur."
Mengenai dia warga Rusia yang Selasa kemarin ikut dilarikan ke rumah sakit, Budiono mengatakan gejala yang mereka derita sama dengan tiga warga Rusia yang telah tewas. Namun keadannya saat ini sudah membaik. "Gejalanya mual, muntah, dan sesak nafas. Tapi kadarnya methanolnya sedikit dan sekarang sudah sembuh setelah jalani terapi, sembuh," kata dia.

http://id.news.yahoo.com/tmpo/20100915/tid-hasil-otopsi-teknisi-sukhoi-keracuna-27a5bfe.html

Jessica Iskandar : Pengalaman Jadi Muallaf

JAKARTA -C&R/OMG- Sebagai muallaf Jessica Iskandar tidak jarang menanyakan sesuatu yang tidak ia ketahui. Ia mengaku beruntung karena keluarganya punya rasa tenggang rasa agama yang begitu besar.
"Sekarang masih proses belajar, masih nanya-nanya sih. Orang tua tidak masalah, apapun yang akan dipercaya, ya silakan. Mereka juga beda keyakinan, papa muslim dan mama kristen," kata Jessica ditemui di kantor manajemennya di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan, Senin (13/9/2010).
"Menurutku semua agama sama, hingga akhirnya aku memutuskan jadi muslim. Banyak yang harus dipelajari dan akhirnya aku bisa mencintai dan memeluk agama secara utuh. Aku merasa ada yang berbeda saat belajar Islam, meski semua agama itu mempelajari kebaikan," lanjut Jessica.
Selama menjadi muslim, Jessica merasa mengalami perubahan. Banyak pelajaran yang sudah ia peroleh. "Ambil air wudhu, doa sebelum menyanyi dan naik panggung, doa sebelum makan dan tidur, serta belajar salat. Yang ajarin anak kecil lho. Aku juga diajari ambil air wudhu juga. Aku kan belum punya mukena, jadi nanti kalau sudah ada, mungkin akan terbiasa untuk salat. Baru belajar itu. Pas puasa kemarin juga banyak bertanya kayak anak kecil gitu deh," paparnya.
Namun demikian, ada satu keinginan dirinya yang belum tercepai. "Belum pernah masuk Istiqal, pengin banget masuk dan beribadah di sana. Aku merasa nyaman dan sreg. Sekarang punya arahan. Nanti akan banyak bertanya pada teman-teman yang sudah muslim," utasnya. (Fiyan).

TIPS DAN TRIK BERMAIN GITAR DAN DRUM

Sumber: